PENTING! SILAKAN BACA BAIK-BAIK JIKA INGIN INVESTASI KAMU LEBIH MAKSIMAL.
Pembahasan desain grafis kali ini berarti mencakup pembuatan logo, desain kemasan, buku menu, banner promosi, maskot dan jenis produk desain grafis pada umumnya.
Dalam menghasilkan desain grafis untuk keperluan bisnis, kita sebaiknya mengikuti sebuah brand guideline yang sudah ditentukan. Jika tidak, ada resiko rugi, bisa kecil ataupun besar.
Mungkin sebelumnya, Anda masih tidak mengerti apa sih itu brand. Atau Anda bingung dengan paragraf di atas karena sepengertian Anda, brand itu sama dengan merek (logo dan nama).
Anda tidak perlu khawatir, artikel ini juga untuk Anda. Lanjut baca.
Artikel ini dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
- Apa itu brand?
- Apa itu branding?
- Kerugian desain grafis tanpa branding.
- Contoh proses desain: maskot Apple.
- Memulai brand.
Setelah membaca artikel ini, Anda akan lebih mengerti mengapa brand itu sangat penting sebelum kita merencanakan keperluan desain grafis untuk bisnis kita.
Ayuk mulai!
Apa itu Brand?
Menurut Jeff Bezos, orang terkaya di dunia saat artikel ini ditulis, “Brand adalah apa yang dikatakan orang lain tentang dirimu ketika kamu sedang tidak ada di sekitar mereka.”
Ketika sebuah nama disebutkan, pikiran apa yang langsung muncul dalam pikiran kita, itulah brand dari nama tersebut.
Sederhananya, brand adalah persepsi.
Ketika menyebutkan Toyota, yang pertama kali kita pikirkan adalah “mobil yang terjangkau, berkualitas dan mudah dirawat”. Benar kan?
Ketika menyebutkan Apple, yang pertama kali kita pikirkan adalah “komputer dan gadget yang simpel dan elegan”. Benar kan?
Semakin banyak orang yang berpikiran yang sama ketika nama tersebut disebutkan, berarti semakin kuat brand tersebut.
Banyak orang memiliki pemahaman yang kurang tepat. Mereka menganggap dengan memiliki sebuah nama bisnis beserta logo, berarti sudah ada brand.
Ketika menyebut Toyota atau Apple, apakah logo mereka yang pertama kali muncul dalam pikiran? Tentu tidak.
Logo dan nama, atau secara kesatuan bisa disebut sebagai merek, tidak bisa dianggap sebagai brand.
Logo dan nama adalah bagian dari brand.
Juga ada hal lainnya yang merupakan bagian dari brand, seperti desain website, desain kemasan, desain produk, tipografi, warna dan segala hal visual lainnya. Bagian-bagian ini bisa disebut sebagai brand visual identity.
Namun, brand juga bukan hanya visual identity doang ya.
Masih banyak hal-hal lainnya yang mempengaruhi brand seperti slogan, musik, gaya komunikasi, harga produk atau jasa, dan seterusnya. Kok banyak banget?
Lanjut baca…
Apa itu Branding?
Branding adalah proses membentuk brand.
Branding mencakup kumpulan hal atau aktivitas yang bertujuan menimbulkan persepsi tertentu di pikiran orang tentang diri kita.
Jika kita lihat logo Apple, akan muncul kesan simpel dan elegan dalam pikiran kita.
Tapi seandainya jika kita belum kenal siapa itu Apple, apakah akan timbul kesan tersebut?
Apakah kita tahu bahwa Apple adalah sebuah perusahaan teknologi yang produknya simpel dan elegan? Mungkin saja kita akan mengira Apple itu toko buah, hehehe.
Kesan simpel dan elegan pada Apple muncul dalam pikiran kita karena kita sudah sering berinteraksi dengan hal-hal yang mereka hasilkan. Dan secara konsisten, semua hal tersebut terlihat, terdengar dan terasa simpel dan elegan.
Lihat iklan mereka, simpel dan elegan, tidak terlihat jualan sama sekali.
Kunjungi website mereka, tertata dengan rapi, pemilihan warna yang elegan, tidak berantakan, tanpa iklan.
Lihat kemasan produk mereka, simpel dan elegan juga.
Pakai produk-produk mereka. Setiap produk memang fiturnya tidak banyak, hanya fokus pada beberapa fitur utama, tapi mereka memastikan mereka menjadi yang terbaik untuk fitur-fitur tersebut. Simpel kan?
Lihat presentasi produk mereka, penataan panggung dan isi presentasi mereka. Semuanya simpel dan elegan.
Nah, coba Anda hubungi customer support mereka, silakan Anda rasakan sendiri bagaimana mereka melayani Anda.
Itu semua adalah bagian dari branding.
Kuncinya adalah KONSISTENSI. Kita harus konsisten terhadap persepsi yang ingin kita bentuk dalam pikiran customer.
Kerugian Desain Grafis Tanpa Branding
Desain grafis berfungsi untuk menampilkan sesuatu agar menarik, dan juga menimbulkan persepsi tertentu di pikiran orang yang melihatnya.
Desain grafis yang bagus, belum tentu bagus untuk branding.
Misalnya sebuah desain feed media sosial yang cute. Desain seperti ini bagus di mata remaja cewek. Namun bisnis Anda adalah jasa konsultasi pajak, apakah cocok?
Nah, sekarang desain feed tersebut diubah warnanya. Sebelumnya dominan warna pink pastel, sekarang menjadi kombinasi hitam dan silver, terlihat lebih profesional. Apakah sudah pas?
Belum tentu juga. Memang jasa konsultasi pajak pada umumnya harus terlihat profesional, tapi ada juga orang-orang tertentu yang lebih memilih jasa konsultasi pajak yang terlihat santai dan bersahabat kan?
Pada akhirnya, kembali lagi pada bagaimana Anda ingin membentuk brand Anda.
Nah, jika seandainya kita tidak peduli terhadap brand, apa ruginya ya?
Ini ruginya.
- Menarik perhatian orang yang salah.
Seperti contoh jasa konsultan pajak di atas, seharusnya kita mau mendapatkan perhatian para pemilik bisnis, tapi kita malah mendapatkan perhatian para remaja cewek. - Rugi uang, waktu dan tenaga.
Kita sudah sadar salah desain, sehingga harus desain ulang. Sudah pasti kita harus keluar uang lagi, habis waktu lagi dan tenaga. - YANG BAHAYA, timbul persepsi yang berbeda dalam pikiran orang.
Seharusnya brand kita memunculkan persepsi serius dan profesional. Karena salah desain, persepsi yang muncul malah kebalikannya, dianggap tidak serius dan santai. Apalagi kalau sudah berlangsung lama dan kita tidak menyadarinya. Rugi gak? Banget!
Selanjutnya mari kita lihat contoh berikut untuk mengetahui garis besar proses desain yang mengikuti brand.
Contoh Proses Desain: Maskot Apple
Ayuk kita gunakan perusahaan Apple sebagai contoh.
Bayangkan seandainya Apple ingin membuat maskot untuk brand-nya. Kira-kira bagaimana bentuk maskot yang cocok?
Bagaimana menurut Anda dengan maskot di atas? Cocokkah?
Seandainya maskot ini dipakai sebagai stiker chatting oleh tim customer service Apple, apakah masih terasa sifat elegan si Apple?
Kesalahan konsep seperti ini jika diteruskan dalam jangka panjang, bisa berakibat fatal bagi brand Apple.
Ayuk kita revisi.
Bagaimana dengan maskot seperti ini?
Ini lebih baik. Maskot ini dibuat berdasarkan salah satu produk Apple, yaitu iPhone.
Maskot ini ditampilkan dengan gaya skeumorfisme (3D). Namun, Apple mengadopsi gaya skeumorfisme hanya sampai tahun 2016, dan sejak itu telah berubah ke gaya flat.
Apa yang akan terjadi jika seandainya Apple memakai maskot ini sekarang?
Pastinya akan terasa janggal. Apple kok kembali lagi ke jaman dahulu.
Ayuk kita revisi lagi.
Nah, bagaimana dengan tampilan maskot yang ini?
Pemilihan warnanya adalah putih dan abu-abu, sesuai dengan warna yang sering dipakai Apple saat ini. Warna ini juga menimbulkan kesan simpel dan elegan.
Dalam contoh kasus ini, kita bisa anggap desain maskot seperti ini sudah cocok dengan brand Apple saat ini.
(NB: Ini hanya sekedar contoh kasus untuk menggambarkan proses desain grafis yang sesuai dengan brand.)
Memulai Branding
Nah, sekarang seandainya saya belum memiliki brand dan saya ingin segera membuat desain, apa yang harus saya lakukan secepatnya?
Branding bukanlah sebuah hal yang simpel, butuh riset dan uji coba. Namun Anda tidak perlu khawatir. Anda bisa memulainya dengan 3 hal berikut jika ingin desain Anda sesuai dengan brand Anda.
1. Produk / Jasa
Tentukan dulu produk atau jasa yang Anda tawarkan secara spesifik. Semakin spesifik, semakin baik.
Misalnya kamu ingin menjual pakaian, pakaian yang bagaimana?
Mau jual pakaian cewek. Ini masih belum cukup spesifik.
Mau jual pakaian cewek khusus balita. Ini lebih oke!
Semakin spesifik berarti pangsa pasar semakin kecil, namun juga berarti lebih mudah untuk menguasai pangsa pasar tersebut.
Tapi juga perlu dipertimbangkan ya, jika sudah ada penguasa pasar yang kuat, lebih baik cari produk spesifik lainnya.
2. Kriteria Customer
Setelah produk atau jasa, sekarang saatnya kita menentukan kriteria customer yang ingin kita layani. Kriteria customer juga harus spesifik.
Jika kita jualan pakaian balita, pada umumnya kriteria customer idealnya adalah para orangtua. Benar, tapi kurang spesifik.
Bagaimana jika kita hanya fokus melayani para orangtua yang kemampuan ekonominya di atas rata-rata, alias orang kaya. Ini lebih spesifik.
Namun coba untuk berpikir out-of-the-box. Jika kita bisa menemukan kriteria customer yang tidak terpikirkan oleh kompetitor, ini akan menjadi sebuah kesempatan emas.
Bagaimana jika kita bukan fokus pada orangtua, melainkan mereka yang baru saja menjadi seorang kakek atau nenek? Ide yang menarik bukan?
3. Keunikan
Dengan dua hal di atas, bisnis kita sudah bisa dibilang cukup unik, dan artinya lebih mudah untuk di-branding. Hanya saja…
Bisnis seperti ini juga masih gampang ditiru. Amit-amit deh jika bisnisnya sudah berjalan lancar, tiba-tiba muncul kompetitor yang merupakan anak perusahaan sebuah grup raksasa.
Kita membutuhkan sebuah keunikan. Sesuatu yang hanya kita miliki, ataupun sangat sulit untuk ditiru orang lain. Lalu kita tonjolkan keunikan ini dalam brand kita.
Misalnya Anda seorang expert dalam bidang tenun-menenun kain. Anda menciptakan sebuah bahan yang sangat nyaman, lalu Anda berhasil mematenkannya.
Nah, Anda bisa mempromosikan brand pakaian balita cewek Anda sebagai pakaian ternyaman untuk bayi karena menggunakan bahan tertentu yang hanya bisa didapatkan di tempat Anda.
Apakah ada yang bisa menirunya? Mungkin bisa, tapi sudah pasti tidak bisa 100% sama.
Anda cukup menginformasikan 3 hal di atas kepada tim desain grafis Anda. Informasi ini akan sangat membantu mereka untuk menemukan konsep-konsep yang sesuai dengan brand yang ingin Anda bangun.
Selanjutnya apa?
Masih banyak aspek lainnya yang harus dipersiapkan untuk brand visual identity. Ada psikologi warna, body language pada maskot, tipografi, dan banyak lagi.
Selain itu juga masih banyak hal lain di luar visual identity yang juga harus dipersiapkan. Ada slogan, musik, gaya komunikasi, dll.
Jika Anda yang ingin berdiskusi lebih lanjut tentang membangun brand Anda, khususnya untuk brand visual identity, langsung saja hubungi kami untuk mendapatkan konsultasi gratis dari kami.
Passion Designs adalah salah satu agensi desain grafis yang telah menangani 1427 klien per Juli 2020. Anda bisa melihat hasil kerja kami di halaman portfolio.
Jangan ditunda lagi, segera mulai kembangkan brand bisnis Anda!